Minahasa-nusantarainfo.net. Berbagai terobosan terus di kembangkan oleh Kepolisian Resort Minahasa. Selain sarana pendukung Sistem Pelayanan Satu Atap, terciptanya radio, dan TV Streaming di Humas Polres Minahasa, saat ini Pembinaan Literasi Media Massa, sebagai pendongkrak sumber daya manusia bagi insan pers di Wilayah Hukum Polres Minahasa yang dilaksanakan oleh Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Utara, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, selama dua hari, Senin, 6–7 Desember 2021 di Mako Polres Minahasa.
Literasi Media Massa adalah kemampuan untuk para wartawan mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengomunikasikan informasi dalam berbagai bentuk media massa. Secara garis besar literasi media massa berhubungan dengan bagaimana wartawan dapat menyampaikan informasi yang benar dengan bahasa yang tepat. Literasi media massa merupakan skill untuk menilai makna dalam setiap jenis pesan, mengorganisasikan makna dari pesan itu dan kemudian disampaikan kepada orang lain. Sebagaimana disampaikan Drs. Dwi Sutana, M.Hum. kepada media ini Minggu, 5 Desember 2021.
Literasi Media Massa berusaha memberikan kesadaran kritis bagi para wartawan dalam memproduksi berita. Kesadaran kritis itu menjadi kata kunci bagi gerakan literasi media massa. Tujuannya, terutama untuk memberikan kesadaran kritis terhadap wartawan dan masyarakat umum sehingga lebih berdaya di dalam memproduksi dan mengakses informasi,” ujar Dwi.
Dia juga menambahkan, Literasi Media Massa berusaha membangun kesadaran akan pengaruh media terhadap individu dan sosial; membangun pemahaman akan proses komunikasi massa; mengembangkan strategi untuk menganalisis dan mendiskusikan pesan media; membangun kesadaran bahwa isi media adalah teks yang menggambarkan kebudayaan dan diri kita sendiri pada saat ini; serta mengembangkan kesenangan, pemahaman, dan penghargaan terhadap isi media.,” kata Dwi.
Menurutnya, “Pembinaan Literasi Media Massa” sebagai upaya untuk mewujudkan kesadaran kritis, diskusi, pilihan kritis, aksi sosial para wartawan, dan komunitas literasi. Namun, kesadaran kritis yang paling utama adalah memberikan manfaat bagi khalayak untuk mendapatkan informasi yang benar dari media massa dengan cara membandingkan antara media yang satu dengan yang lain secara kritis; lebih sadar akan pengaruh media dalam kehidupan sehari-hari; menginterpretasikan pesan media; membangun sensitivitas terhadap program-program sebagai cara mempelajari kebudayaan; mengetahui pola hubungan antara pemilik media dan pemerintah yang memengaruhi isi media; serta mempertimbangkan media dalam keputusan-keputusan individu.,” tegasnya. Kegiatan kali ini dilaksanakan di Polres Minahasa, karena Humas Polres Minahasa memiliki tiga Media besar seperti Radio dan TV Streaming serta media (daring) _Online_ yang dapat mempersatukan kaum jurnalis. (Syaifudin)