“Pentingnya Mitigasi Bencana Berkelanjutan Dalam Menata Kota Tomohon Kedepan”
Oleh : Kalaksa BPBD Kota Tomohon : H.Y.Supit (Tomohon, 8 Maret 2023)
Arahan Bapak Presiden Jokowidodo dalam Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2023 (2 Maret 2023) sangat jelas menitikberatkan pada bagaimana pencegahan dan kesiapsiagaan dalam penanggulangan bencana. Perubahan iklim dewasa ini menjadi ancaman serius semua negara. Indikatornya adalah meningkatnya frekwensi kejadian bencana dari tahun ketahun.
Termasuk di Indonesia sendiri menempati 3 Negara Teratas di Dunia yang paling rawan bencana. Indonesia naik 81% Kejadian Bencana dari tahun 2010 : 1945 Kejadian Bencana dan tahun 2022 : 3544 Kejadian Bencana. Saat ini kita masih sibuk pada Tanggap Darurat Bencana / Saat Bencana sedang dan sementara terjadi. Padahal tahap Pra Bencana itu jauh lebih penting, bagaimana menyiapkan dan mengedukasi, memberikan pelatihan-pelatihan pada masyarakat, untuk langkah-langkah antisipasi harus menjadi prioritas agar dapat meminimalisasi korban dan kerugian (Jokowidodo)
Dalam Indeks Risiko Bencana (IRB) Tahun 2022 Kota Tomohon termasuk Kota dengan Indeks Risiko Bencana, secara umum kategori sedang namun secara khusus dari jenis bencana erupsi gunung, Kota Tomohon termasuk dalam indeks risiko tinggi karna wilaya tersebu terdapat dua Gunung berapi (Lokon dan Mahawu) yang masih aktif. Menurut data dan prakiraan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) saat ini Gunung Lokon dalam status Waspada Level 2. Disamping, itu keadaan Topografi Kota Tomohon yang berada pada sebagian besar kondisi pegunungan dan perbukitan menempatkan Kota Tomohon pada posisi daerah rawan longsor apalagi di daerah perlintasan akses-akses jalan baik Jln Nasional, Provinsi dan Kota serta Kelurahan.
Secara Historikal Bencana di Kota Tomohon khusus Erupsi Gunung Lokon terakhir terjadi pada Thn 2015 dengan dampak pengungsian penduduk akibat erupsi awan panas dan gas beracun. Kemudian Bencana Longsor tahun 2014 diakses jalan nasional Tomohon-Manado yang memakan korban jiwa. Karhutlah (Kebakaran Hutan Dan Lahan) di Gunung Lokon juga pernah terjadi pada tahun 2019, sampai akhir tahun 2022 dan awal tahun 2023 ini peningkatan kejadian bencana yang terjadi justru mengalami penambahan/perluasan dari daerah rawan bencana ke daerah-daerah baru yang awalnya bukan termasuk daerah rawan bencana seperti daerah Kel. Paslaten 1 dan 2 Kec. Tomohon Timur sudah terjadi banjir pada januari 2023 lalu.
Berkaca dari itu, Kota Tomohon harus mulai mengintegrasikan Penataan Ruang Kota yang memperhatikan pengurangan risiko bencana melalui Kajian Risiko Bencana berkelanjutan, baik dalam dokumen RPJM maupun dalam dokumen RTRW Kota Tomohon berbasis Mitigasi Bencana. Sesuai definisinya, Mitigasi Bencana adalah upaya untuk mengurangi risiko dampak bencana. Baik mitigasi struktural maupun non struktural. Secara Struktural pembangunan infrastruktur di Kota Tomohon perlu mengkaji kembali standar konstruksi bangunan-bangunan yang ada di Kota Tomohon harus memiliki Standar Layak Fungsi Anti Gempa baik bangunan, fasilitas umum/publik, maupun pemukiman warga. Perlu melakukan normalisasi sungai dan drainase untuk mengatasi banjir, perlu membangun talud-talud pengaman baik diakses jalan maupun di pemukiman warga yang berada pada daerah rawan longsor serta perlu melakukan pengawasan tegas pembangunan dilokasi rawan bencana dll.
Secara non struktural kita perlu mengintegrasikan Perencanaan pembangunan yang berbasis mitigasi bencana, baik dalam RPJM Kota mapun dalam RTRW Kota. Disamping itu perlu melakukan edukasi pada masyarakat melalui sosialisasi, latihan dan simulasi kebencanaan baik di Kelurahan yang berada pada daerah rawan bencana, maupun di sekolah secara kontinyu. Ini adalah bagian dari kesiapsiagaan kita menghadapi bencana termasuk pembangunan EWS /peringatan dini dengan memanfaatkan teknologi informasi dan peningkatan kapasitas SDM dan sarana prasarana penanggulangan bencana, penguatan kolaborasi dan sinergitas serta pemberdayaan semua stakeholder kebencanaan, mendorong pelaksanaan mitigasi bencana mandiri bagi pelaku-pelaku usaha maupun di destinasi-destinasi wisata. Hal ini juga akan mendorong meningkatnya minat wisatawan di Kota Tomohon termasuk ketersediaan anggaran yang memadai dalam mendukung program pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
Tahun 2022 sampai tahun 2023 ini program prioritas Kota Tomohon dalam bidang penanggulangan bencana adalah memfokuskan pada kegiatan penguatan kapasitas SDM bidang kebencanaan, Sistem dan sarana prasarana penanggulangan bencana. Tahun depan 2024 akan mulai dengan penguatan perencanaan dan regulasi (Perda) penanggulangan bencana sehingga di Tahun 2025 kesiapan Kota Tomohon dalam ketahanan daerah akan meningkat.
Untuk itu, hal ini butuh keseriusan semua pihak karna masalah bencana adalah masalah bersama sehingga perlu diatasi secara gotong royong. Bapak Walikota dan Wakil Walikota Tomohon telah menegaskan dalam program prioritas Kota salah satunya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat di semua sektor. Oleh karena itu untuk mendukung peningkatan kesejahteraan masyarkat harus dibarengi dengan peningkatan ketahanan daerah dalam menghadapi bencana.
_*hys*_
(OPINI/RED)